Langsung ke konten utama

Standar Campuran Batako

Standar Campuran Batako adalah bahan konstruksi berupa bata cetak yang terbuat dari bahan utama semen, air, dan pasir. Campuran ketiga bahan utama pembuatan batako tersebut biasa terkenal dengan mortar. Perbandingan komposisi batako yang terbitan Departemen Pekerjaan Umum tahun 1986 adalah 75% pasir, 20% semen, dan 5% air.

Batako umumnya banyak berguna pada bidang konstruksi dalam pembangunan gedung, rumah, jalan, jembatan, dan lain-lain. Karakteristik batako yang umum ada di pasaran memiliki kuat tekan bervariasi dari 3-50 MPa. Batako fokuskan sebagai konstruksi-konstruksi dinding bangunan non struktural. Batako yang baik adalah yang mempunyai permukaannya rata dan saling tegak lurus serta mempunyai kuat tekan yang tinggi. Agar mutu batako yang berkualitas, banyak faktor yang mempengaruhi.

Faktor Mempengaruhi Batako

Faktor yang mempengaruhi kualitas batako tergantung pada faktor air semen, umur batako, kepadatan batako, bentuk tekstur batuan, ukuran agregat, kekuatan agregat, dan lain-lain. Mutu batako akan bertambah tinggi seiring bertambahnya umur batako. Oleh karena itu sebagai standar kekuatan batako gunakani kekuatan pada umur batako 28
hari. Selain itu, kekuatan batako juga terpengaruhi oleh tingkat kepadatannya.

Campuran Batako


Dalam pembuatan batako usahakan campuran buat sepadat mungkin. Hal ini memungkinkan untuk menjadikan bahan semakin mengikat, serta untuk membantu merekatnya bahan pembuat batako dengan semen yang bantu oleh air (Armendariz, 2015).
Tinjau dari bahan pembuatannya, batako kelompokkan ke dalam tiga jenis yaitu batako semen/batako press, batako putih (tras),

Standar Campuran Batako

a. Bata ringan.

Perbedaannya dapat terlihat pada kepadatan batako. Batako ini umumnya memiliki panjang 36-40 cm dan tinggi 18-20 cm.

b. Batako Putih (Tras)


Batako putih terbuat dari campuran tras, batu kapur, dan air. Tras merupakan jenis tanah berwarna putih/putih kecoklatan yang berasal dari pelapukan batubatu dari gunung berapi. Batako jenis ini umumnya memiliki ukuran panjang 25- 30 cm, tebal 10 cm, dan tinggi 14-18 cm.


c. Bata Ringan


Bata ringan terbuat dari bahan batu pasir kurasa, kapur, semen, dan bahan lain yang kategorikan sebagai bahan-bahan untuk beton ringan. Umumnya bata ringan memiliki berat jenis sebesar 1850 kg/m3 dapat anggap sebagai batasan atas dari beton ringan.


Menurut SNI 03-0349-1989 Bata Beton untuk Pasangan Dinding dibedakan menjadi dua jenis yaitu bata beton pejal dan bata beton berlubang.

Baca :


a. Bata Beton Pejal


Bata beton pejal adalah bata yang terbuat dari campuran bahan perekat hidrolis atau semacamnya yang akan itambah dengan agregat dan air dengan atau tanpa bahan penambah lainnya. Bata beton pejal memiliki penampang 75% atau lebih dari luas penampang seluruhnya dan memiliki volume pejal lebih dari 75% volume bata seluruhnya.



b. Bata Beton Berlubang


Bata beton berlubang bahan penyusunnya sama dengan bata beton pejal yaitu terbuat dari campuran bahan perekat hidrolis yang akan campurkan dengan agregat dan air dengan atau tanpa bahan penambah lainnya. Namun yang membedakan bata beton berlubang dengan bata beton pejal adalah luas penampangnya. Bata beton pejal memiliki luas penampang lubang lebih dari 25% luas penampang batanya dan volume lubang lebih dari 25% volume bata seluruhnya.


Klasifikasi dan Persyaratan Batako


Pada SNI 03-0349-1989 tentang Bata Beton untuk Pasangan Dinding, paparkan definisi, klasifikasi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji dan syarat lulus uji bata beton untuk pasangan dinding.


Klasifikasi Batako


Berdasarkan SNI 03-0349-1989 tentang Bata Beton untuk Pasangan Dinding, bata beton pejal bedakan menjadi empat tingkatan mutu, yaitu mulai dari tingkat mutu I sampai mutu IV.


a. Tingkat Mutu I,

adalah bata beton yang gunakan untuk konstruksi yangmemikul beban dan bisa digunakan pula untuk konstruksi yang tidak terlindung(di luar atap).


b. Tingkat Mutu II,

adalah bata beton yang digunakan untuk konstruksi yang memikul beban, tetapi penggunaannya hanya untuk konstruksi yang terlindung dari cuaca luar (di bawah atap).


c. Tingkat Mutu III,

adalah bata beton yang digunakan untuk konstruksi yang tidak memikul beban, dinding penyekat serta konstruksi lainnya yang selalu terlindung dari hujan dan terik matahari, tetapi permukaan dinding dari bata tersebut boleh tidak diplester (di bawah atap)


d. Tingkat Mutu IV,

adalah bata beton yang digunakan untuk konstruksi yang tidak memikul beban, dinding penyekat serta konstruksi lainnya yang selalu terlindung dari hujan dan terik matahari (harus di plester dan di bawah atap). Standar Campuran Batako

Sumber : batakopandawaland.com
http://pavingblockharga.com/

http://pavingblockharga.com/2021/09/23/standar-campuran-batako

Komentar